TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH
KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN
PERTANIAN
KELOMPOK 3
1.
Fitri Marlinda Sari A1C112003
2.
Damar Satriawan A1C112004
3.
Aghnin Nugroho A1C112005
\
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
BAB 9
MATERI PENYULUHAN
1.
Ragam Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan pada hakekatnya merupakan
segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat
sasarannya. Pesan yang disampaikan dalam proses penyuluhan harus bersifat
inovatif yang mampu mengubah atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan ke
arah terjadinya pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran,
demi selalau terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan
seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Menurut Rahim (1971), ada dua macam tipe pesan
yang selaras dengan pengertian inovasi, yaitu (1) Pesan ideologis yang
merupakan konsep dasar yang melandasi dan dijadikan alasan untuk melaksanakan
perubahan-perubahan atau pembangunan yang direncanakan demi terwujudnya
perbaikan mutu hidup. (2) Pesan informatif adalah segala bentuk informasi yang
berkaitan dan bergantung pada pesan ideologisnya. Pesan informatif dapat
berbentuk kebijakan pembangunan, nilai-nilai sosial budaya dan semua informasi
yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai serta segala macam upaya yang
ingin dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembangunan yang direncanakan,
seperti metoda, ide-ide, petunjuk teknis, informasi teknologi baru dan lain
sebagainya.
Menurut Havelock (1969), pesan informatif
dibedakan menjadi 4 macam tipe pesan yaitu : (a) Pengetahuan tentang ilmu dasar,
merupakan hasil penelitian dasar yang berupa metoda dan teori-teori yang belum
dapat dijadikan acuan untuk langsung diterapkan oleh masyarakat luas. Oleh
karena itu, jika informasi seperti ini ingin dijadikan acuan untuk segera
diterapkan, maka harus terlebih dahulu dikaji lebih lanjut melalui
riset-terapan dan pengembangan. (b) Hasil riset-terapan dan pengembangan/pengujian,
pada hakekatnya merupakan kegiatan lanjutan untuk mengkaji hasil-hasil
penelitian dasar jika diterapkan disuatu wilayah dengan kondisi fisik/alami
atau kondisi sosial-budaya tertentu. (c) Pengetahuan praktis, merupakan
ringkasan dari hasil riset-terapan dan pengembangan/pengujian yang telah diolah
dan dikaji ulang menjadi informasi yang mudah dipahami oleh semua pihak yang
ingin menggunakannya. (d) Pesan pengguna, merupakan pesan yang dapat berupa
masukan bagi kegiatan penelitian praktis atau dapat dijadikan pengetahuan
praktis baru yang dapat dimanfaatkan oleh penyuluh atau warga masyarakat yang
lainnya. Pesan pengguna dalam kehidupan nyata dapat berbentuk ekpresi tentang
kebutuhan dan reaksi konsumen.
Ragam materi yang perlu disampaikan dalam
setiap kegiatan penyuluhan perlu mencakup : Kebijakan dan peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian; Hasil
penelitian/pengujian dan rekomendasi teknis yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang; Pengalaman petani yang telah berhasil; Informasi pasar seperti :
harga barang, penawaran dan permintaan produk usahatani; Petunjuk teknis
tentang penggunaan alat dan sarana produksi; Informasi tentang kelembagaan dan
kemudahan-kemudahan yang berkaitan dengan pembangunan pertanian; Dorongan dan
rangsangan untuk terciptanya swakarsa, swakarya dan swadaya masyarakat.
2.
Pokok-Pokok Bahasan (Subject
Matter)
Sebagai proses pendidikan, setiap
kegiatan penyuluhan perlu untuk merinci ragam pokok bahasan yang akan di
suluhkan. Mosher (1966) telah memaparkan bahwa usahatani bukanlah sekedar
kegiatan bertani untuk menghasilkan sesuatu produk, tetapi merupakan suatu sistem produk yang memadukan
unsur-unsur manusia (sebagai pribadi, pengelola, dan sekaligus juru tani),
modal tenaga kerja, sumber daya alam, kelembagaan dan didukung oleh sarana
serta prasarana yang memadai.
Ragam pokok bahasan diperlukan dalam
kegiatan penyuluhan pertanian, misalnya pokok bahasan (a) Ilmu budidaya
pertanian, Ilmu ini tidak hanya berisikan petunjuk atau informasi tentang “apa”
yang harus dikerjakan, tetapi juga mencakup: mengapa, bagaimana, berapa, kapan,
dan dimana kegiatan itu harus dilaksanakan agar dapat menaikan hasil (fisik)
dan pendapatan (ekonomi) serta memperbaiki kesejahteraan (sosial-budaya) dirinya
sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya. Hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan menghasilkan (pra-panen), yaitu mencakup teknik budidaya tanaman dan
atau hewan (ternak dan ikan), pemilihan benih/bibit unggul, perlindungan
tanaman dan atau hewan, penggunaan sarana produksi dan atau pakan hewan, pengaturan
pengairan untuk tanaman dan atau hewan. Sedangkan kegiatan teknologi pasca
panen meliputi cara panen/pengumpulan hasil, pengangkutan dan penyimpanan, pengolahan
dan pengepakan, pemilihan dan penyeragaman. (b) Ilmu ekonomi pertanian, yang
terutama diarahkan kepada perbaikan pengelolaan usaha tani yang lebih efisien
agar dapat memberikan lebih manfaat ekonomi (pendapatan, keuntungan) yang lebih
tinggi. Ilmu ekonomi pertanian meliputi : pengelolaan usaha tani, ekonomi
produksi, pemasaran hasil, pembeayaan usaha tani, perencanaan dan evaluasi, akuntansi,
dan kewirausahaan. (c) Ilmu pengelolaan rumah tangga petani, kegiatan usahatani
yang merupakan bagian dari kegiatan rumah tangga secara keseluruhan. Karena
itu, kegiatan penyuluhan pertanian yang terutama ditujukan kepada terwujudnya
efisiensi pengelolaan usahatani harus pula dibarengi dengan kegiatan penyuluhan
tentang pengelolaan rumah tangga petani itu sendiri. Peterson (1960)
mengemukakan beberapa pokok bahasan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
rumah tangga petani yang mencakup Pengenalan tentang makna dan hubungan antara
usahatani dengan ekonomi rumah-tangga, serta pengelolaan ekonomi rumah-tangga
secara keseluruhan, yang mencakup: inventarisasi semberdaya yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan optimasi alokasi sumberdaya perencanaan dan evaluasi
pengelolaan ekonomi rumah tangga. (d) Pelembagaan petani, petani di pedesaan
umumnya masih memiliki hubungan sosial yang sangat erat kaitannya satu dengan
yang lain. Sifat pekerjaan dari usahatani yang mereka lakukan seringkali
menuntut kerjasama dan kesepakatan bersama. Karena itu, dalam kegiatan
penyuluhan, mutlak untuk diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pelembagaan
petani, khususnya yang menyangkut dinamika kelompok dan
kepemimpinan kelompok tani. (e) Politik pembangunan pertanian, tujuan
pembangunan pertanian tidak hanya untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat
setempat saja, melainkan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup dan kesejahteraan
seluruh masyarakat dalam negara yang bersangkutan. Yang termasuk dalam pokok
bahasan ini, adalah peranan pembangunan pertanian dalam pembangunan nasional, peran
tanggungjawab dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap petani, kebijakan-kebijakan
dan kemudahan-kemudahan yang disediakan pemerintah bagi pembangunan pertanian.
3.
Sumber Materi Penyuluhan
Beragam sumber materi dapat dikelompokan
menjadi beberapa kelompok yaitu : Sumber resmi dari instansi pemerintah, baik
yang berasal dari departemen/dinas-dinas terkait, lembaga penelitian dan
pengembangan, pusat-pusat pengkajian, pusat-pusat informasi, pengujian lokal
yang dilaksanakan oleh penyuluh. Sumber resmi dari lembaga-lembaga
swasta/lembaga swadaya masyarakat, yang khususnya bergerak di bidang
penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi. Pengalaman petani, baik dari
pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari “petak-pengalaman” yang
dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya. Sumber lain
yang dapat dipercaya, dimisalkan: informasi pasar dari para padagang,
perguruan-tinggi, dll.
Sehubungan dengan ragam sumber materi yang
disebutkan di atas, perlu diingat bahwa materi yang berasal dari
lembaga-lembaga resmi (pemerintah atau swasta) seringkali tidak selalu sesuai
dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji melalui metoda ilmiah tertentu. Materi
yang berasal dari pengalaman petani, seringkali masih diragukan ketepatan dan
ketelitiannya, karena seringkali tidak dilaksanakan dengan memperhatikan metoda
ilmiah tertentu yang telah dibakukan. Materi yang berasal dari sumber lain,
seringkali tidak jujur, karena dari padanya melekat kepentingan-kepentingan
tertentu yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pengguna
maupun masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, sebaiknya agar setiap pengguna
inovasi selalu bersikap hati-hati, dengan selalu mencoba terlebih dahulu dalam skala usaha
yang relatif kecil sebagai petak-pengalaman atau dengan melakukan pengujian lokal.
4.
Sifat-sifat Materi Penyuluhan
Totok
Mardikanto (1985) membedakan adanya tiga macam materi penyuluhan, yaitu: (1) Yang
berisikan masalah yang sedang dan akan dihadapi, materi yang berisikan
pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang di perlukan oleh masyarakat
sasaran. Sebaliknya, adanya kebiasaan penyuluhan untuk menyampaikan
materi-materi yang hanya bernilai sebagai “informasi” biasa, seringkali membuat
masyarakat sasarannya kurang menaruh simpati. (2) Yang berisikan petunjuk atau
rekomendasi, yang harus dilaksanakan, materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi
yang harus dilaksanakan, sering kali sangat di harapkan oleh masyarakat
ssasaran, meskipun kurang memperoleh prioritas dibanding dengan materi yang
berisi pemecahan masalah. (3) Materi yang bersifat instrumental, berbeda dengan
kedua materi yang di kemukkan di atas materi penyuluhan seperti ini tidak harus
“dikonsumsi” dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan
dan mempunyai manfaat jangka panjang, seperti : kewirausahaan, pembentukan
koperasi, pembinaan kelompok, dll.
5. Pemilihan Materi
Penyuluhan
Pemilihan
materi penyuluhan harus di perhatikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sasarannya, namun sering kali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan
menyajikan materi yang di butuhkan oleh masyarakat sasaran nya. Hal ini
disebabkan karena keragaman sasaran,
keragaman materi yang harus di sampaikan. Kesulitan lain juga dapat muncul
manakala pemahaman tentang sasaran dan waktu menjadi pembatas. Arboleda (1981)
memberikan acuan agar penyuluh mampu membedakan materi penyuluhan yang akan
disampaikan sesuai dengan sasaran:
1. Materi Pokok, materi yang sangat di butuhkan dan harus di ketahui oleh
sasarannya. Materi pokok, sedikit nya mencakup 50% dari seluruh materi yang
akan di sampaikan.
2.
Materi yang penting, materi yang
berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan
sasarannya, sedikitnya mencakup 30% dari seluruh materi yang akan disampaikan
3.
Materi Penunjang, materi yang
sebaiknya diketahui oleh sasarannya untuk memperluas cakrawala pemahamannya
tentang kebutuhan yang dirasakan, materi ini maksimal 20% dari seluruh materi
yang diberikan.
4. Materi yang mubazir, materi yang sebaiknya tidak perlu disampaikan dan
tidak ada hubungannya dengan kebutuhan sasarannya, oleh karena itu materi ini
sebaiknya di hindari dalam setiap kegiatan penyuluhan.
Free Roulette & Blackjack Casino | Shootercasino.com
BalasHapusFree Roulette & Blackjack 1xbet korean Casino. This casino is a licensed online 제왕카지노 casino. You can play for real money on casino gaming without visiting 온카지노 any website.