BAB I. PENDAHULUAN
1. PT.
Perkebunan Nusantara VIII
PT Perkebunan
Nusantara VIII (Persero), disingkat PTPN VIII, dibentuk berdasarkan PP No. 13
Tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan penggabungan kebun-kebun di wilayah
Jawa Barat dari eks PTP XI, PTP XII dan PTP XIII. Perusahaan ini mengelola dan
mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri serta usaha-usaha terkait
lainnya, dan terus-menerus mempertahankan dan mengembangkan kesinambungan
perusahaan yang sehat untuk dapat bersaing di pasar global.
Sebagai salah
satu perusahaan BUMN dengan bisnis perkebunan teh terbesar mencapai 26.000
hektar di Nusantara, PTPN VIII juga mengembangkan industri hilir teh dalam kemasan
yang diberi merk WALINI. Nama Walini yang diproduksi oleh PT Perkebunan
Nusantara VIII tersebut diambil dari nama perkebunan Walini di dataran tinggi
pegunungan Priangan Jawa Barat.
Inisiatif PTPN
VIII memproduksi teh Walini adalah karena ingin memberikan teh dengan kualitas
yang bagus, karena jarang sekali masyarakat Indonesia yang mendapatkan teh
dengan kualitas yang bagus tersebut. Oleh karena itu, teh Walinidiharapkan
mampu menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan teh dengan kualitas bermutu.
Salah satu
penghasil susu Nasional adalah Bandung Barat dimana memiliki wilayah yang
potensial untuk pengembangan usaha sapi perah. Populasi sapi perah di Bandung
Barat yang saat ini mencapai ± 24.000 ekor dengan produksi susu per hari ±
150.000 liter dan Lembang sebagai daerah pariwisata merupakan potensi yang
tidak terbantahkan lagi untuk dikembangkan.
Lembang
merupakan salah satu kecamatan di Bandung Barat yang mempunyai potensi produksi
susu sapi yang besar, karena sebagian besar penduduknya bermatapencaharian
sebagai peternak sapi perah. Namun karena terdapat berbagai keadaan salah
satunya yaitu rendahnya harga jual susu sapi murni yang tidak sebanding dengan
biaya pemeliharaan sapi membuat para peternak sapi perah merasa kesulitan.
Apalagi ditambah dengan semakin meningkatnya harga kebutuhan pokok dan
tingginya biaya pendidikan.
Kesulitan ini
membuat mata pencaharian sebagai peternak sapi perah tidak lagi menjanjikan dan
menurunkan minat generasi selanjutnya untuk melanjutnya usaha sapi perah. Oleh
karena itu, diperlukan upaya agar semangat para peternak sapi perah kembali
meningkat serta meningkatkan minat generasi selanjutnya untuk mengembangkan
usaha sapi perah melalui kelompok usaha pengolahan susu (KUPS) Serba Susu Lembang.
Para peternak sangat berharap mereka bisa menjual susu dengan nilai yang lebih
dibandingkan hanya dengan menjual susu segar. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat berbagai produk olahan susu yang dapat menarik wisatawan yang
berkunjung ke Lembang dan menjadikan produk tersebut sebagai oleh-oleh khas
Lembang.
Tujuan diadakannya
praktikum Manajemen Produksi Agribisnis ini adalah mengharapkan mahasiswa dapat
mengetahui gambaran tentang manajemen produksi pada perusahaan.
C. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum Manajemen Produksi Agribisnis
adalah Observasi Partisipatif, yaitu metode pengamatan langsung dari sumber
data secara mendalam.
D. Gambaran Umum Perusahaan
PTPN VIII
merupakan perusahaan dalam kategori skala usaha besar karena dibawah BUMN. PT.
Perkebunan Nusantara VIII (PTPN) didirikan berdasarkan akta notaris Harun
Kamil, SH No 41 Tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
RI dengan surat keputusan nomor C28336 HT.96 Tanggal 8 Agustus 1996, sebagai
tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah RI no 13 tahun 1996 tentang peleburan
Perusahaan (PERSERO) PT. Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan menjadi PT.
Perkebunan XII, dan Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan XIII menjadi PT. Perkebunan
Nusantara VIII, Jawa Barat.
Kegiatan usaha
meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan / produksi, dan penjualan komoditi
teh, Karet, Kina, Kakao, Kelapa sawit, dan Gutta percha. Pusat kegiatan usaha
berada di kantor Direksi di Bandung dengan jumlah perkebunan / unit yang
dikelola sebanyak 43 kebun, 2 unit rumah sakit, dan 1 unit usaha pengepakan
teh, menempati lahan seluas 116.856 Ha yang tersebar di 9 Kabupaten Propinsi
Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Subang, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya,
dan Ciamis), dan 2 Kabupaten Banten (Lebak dan Pandeglang).
Visi dan misi
dari PT. Perkebunan Nusantara VIII adalah sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi Perusahaan
Agribisnis terkemuka dan terpercaya, mengutamakan kepuasan pelanggan dan
kepedulian lingkungan dengan didukung oleh SDM yang profesional.
b. Misi
· Menghasilkan
produk bermutu dan ramah lingkungan yang dibutuhkan oleh pasar dan mempunyai
nilai tambah tinggi.
· Mengelola
perusahaan dengan menerapkan Good
Governance dan Strong Leadership,
memosisikan sumber daya manusia sebagai mitra utama, serta mengedepankan
kesejahteraan karyawan melalui kesehatan perusahaan.
· Mengoptimalkan
seluruh sumber daya untuk dapat meraih peluang-peluang pengembangan bisnis,
secara mandiri maupun bersama-sama mitra strategis.
· Mengedepankan
Corporate Sosial Responsibility (CSR)
seiring dengan kemajuan perusahaan.
Perusahaan ini
berasal dari perusahaan perkebunan milik Belanda, yaitu ketika penyerahan
kedaulatan secara otomatis menjadi milik Pemerintah RI, yang kemudian dikenal
dengan nama Perkebunan Negara (PPN). PTPN VIII ini terletak di wilayah Jawa
Barat dan biasa disebut dengan Perkebunan Ciater, barada pada ketinggian 1100
mdpl dan memiliki sebanyak 42 pabrik. Jumlah karyawan yang bekerja adalah
sebanyak 1.500 orang dengan 10 karyawan tetap. Rata-rata jumlah produksi dari
PTPN VIII ini adalah sebesar 45 ton per hari yang masih berbentuk teh basah dan
memiliki rendemen kering sebanyak 10 %.
Jenis produk
yang dihasilkan oleh PTPN VIII ini adalah salah satunya yaitu teh walini. Teh Celup
Walini dibuat dari bahan baku teh pilihan yang diolah tanpa campuran apapun,
dengan kombinasi campuran beberapa jenis kualitas ekspor, dan dikemas secara
profesional. Kemasan teh dibuat sedemikian rupa yang membuat keutuhan mutu teh
terjaga. Keunggulan Teh Celup Walini dibanding teh lainnya yang sejenis,
diantaranya adalah terbuat dari bahan baku yang berkualitas ekspor dari hasil
perpaduan atau kombinasi dari beberapa jenis hasil kreativitas olahan para
pakar teh di Indonesia.
Teh Celup Walini didistribusikan
oleh PT. Atri Distribusindo dan Puskopkar PTPN VIII. Teh Celup Walini terdiri
dari beberapa jenis produk berupa teh celup dan teh seduh, yaitu :
1. Teh Celup Hitam Walini
2. Teh Celup Lemon Walini
3. Teh Celup Jahe Walini
4. Teh Celup Organik Walini
5. Teh Celup Hijau Jepang
6. Teh Celup Hitam Walini TB 1
7. Teh Celup Hitam Walini TB 5
8. Teh Seduh Hitam Walini
9. Teh seduh Hijau Walini

Gambar
1. Teh Celup Walini
Tiap-tiap jenis produk dikemas dalam
tiga bentuk kemasan yang berjumlah 1-25 buah dalam satu kemasan. Jenis produk
yang menggunakan kemasan Double Chamber
yaitu: Teh Celup Hitam Walini, Teh Celup Lemon Walini, Teh Celup Jahe Walini,
Teh Celup Organik Walini, Teh Celup Hijau Jepang. Yang menggunakan kemasan
Single Chamber adalah: Teh Celup Hitam Walini TB 1 dan Teh Celup Hitam Walini
TB 5, sedangkan teh seduh hitam dan hijau Walini menggunakan kemasan teh seduh.
Pusat kegiatan usaha berada di Kantor Direksi Jalan
Sindangsirna No. 4 Bandung, Jawa Barat dengan kebun/unit usaha yang dikelola
sebanyak 41 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat
(Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Subang,
Purwakarta, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis) dan 2 Kabupaten di Propinsi Banten
(Lebak dan Pandeglang). Tenaga kerja yang
digunakan adalah dari masyarakat sekitar Perkebunan Ciater, dengan begitu
masyarakat akan mendapatkan pekerjaan dan pendapatan.

Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Pusat

Gambar 3. Struktur Organisasi
Wilayah dan Unit Usaha
Berdasarkan
Gambar 2. Manajer IHT bertanggung jawab kepada direktur produksi PTPN VIII
untuk kegiatatan-kegiatan yang dilakukan IHT, Manajer IHT berkedudukan sama
dengan manajer wilayah I, wilayah II, wilayah III, dan wilayah IV. Manajer IHT
merupakan unit terakhir dari struktur organisasi unit dan usaha PTPN VIII
dengan kata lain tidak ada lagi unit usaha PTPN VIII yang berkedudukan di bawah IHT. Gambar 6.
merupakan struktur organisasi IHT PTPN VIII.
Pada tahun 2000
awalnya hanya berupa kelompok tani peternak sapi perah, dan hasil susu langsung
disetorkan ke koperasi. Mulai tahun 2009 berdiri kelompok usaha tani yang
mencoba mengolah susu dari para peternak menjadi berbagai macam olahan susu,
dengan tujuan meningkatkan nilai jual susu sehingga dapat meningkatkan
pendapatan para peternak sapi perah tersebut. Serba Susu Lembang merupakan
pioner produk olahan susu dengan varian terbanyak. Bahkan KUPS Serba Susu
Lembang telah berhasil menciptakan resep olahan susu yang belum diproduksi di tempat manapun seperti
rempeyek susu, nougat susu dan donat susu.
Visi dan misi
dari KUPS Serba Susu Lembang adalah:
a.
Visi
Menjadi
KUPS terbaik dalam produktivitas, kualitas, inovasi dan pemasaran serta dapat
bersaing di pasaran dalam negeri maupun internasional sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota KUPS Serba Susu Lembang dan masyarakat
sekitar.
b.
Misi
· Peningkatkan
kualitas produk dengan cara peningkatan pemilihan bahan baku yang berkualitas
dan telah teruji serta penerapan standar produksi yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan.
· Terus
menerus meningktakan inovasi produk dengan membuat berbagai macam variasi
olahan susu.
· Meningkatkan
pemasaran dengan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.
· Meningkatkan
kualitas SDM yang tergabung dalam KUPS Serba Susu Lembang.
· Meningkatkan
kesejahteraan para peternak sapi perah dan pengolah susu dengan cara menyerap
hasil produksi susu segar dengan harga yang layak, memberikan
pelatihan-pelatihan dan membantu membuka pasar untuk mereka.
Hasil olahan
Serba Susu Lembang memiliki kekhasan rasa yaitu rasa susu yang dominan dan cita
rasa yang lezat karena menggunakan bahan baku susu murni dengan kualitas
terbaik dan diolah secara higenis sesuai dengan standar produksi yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan serta menggunakan resep terbaik yang sudah
teruji. Hal tersebut yang menjadi produk Serba Susu Lembang lebih unggul dan
digemari dari produk-produk lainnya.
Kegiatan yang
dilakukan Serba Susu Lembang selain mengolah berbagai macam produk olahan susu
adalah melakukan edukuliner, wisata kampung, pengenalan kewirausahaan dan
program pra-pensiun. Jenis produksi yang dihasilkan adalah produk jadi seperti
kolostrum, susu pasteurisasi literan dan botolan, yoghurt, es mambo, ice cream,
permen susu, krupuk susu, dodol susu, donat susu, pie susu, rempeyek susu dan
masih banyak lagi produk olahan dari susu lainnya. Jumlah rata-rata produksi
per hari adalah sekitar 200-400 liter susu segar, jumlah karyawan tetap
sebanyak 25 orang dan karyawan lepas sebanyak 15 orang.
Perusahaan Serba
Susu Lembang termasuk ke dalam kategori skala usaha besar dan merupakan
perusahaan milik probadi. Hal itu terbukti hingga kini perusahaan tersebut telah mempunyai omzet sebesar 1,5 milyar
dengan aset perusahaan 500 juta dan keuntungannya 0,75 milyar. Adapun penanaman
modal yang digunakan berasal dari dalam negeri.
Lokasi
Perusahaan memiliki kelebihan yaitu akses yang mudah dan dilalui oleh kendaraan
umum, ketersediaan tenaga kerja yang mudah dicari dengan pendidikan rata-rata
SMP dan SMA, lingkungan sekitar merupakan kawasan pariwisata, produk olahan
susu ini merupakan produk tanpa limbah sehingga sangat diterima oleh
lingkungan.
Struktur
organisasi dari KUPS Serba Susu Lembang adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Struktur Organisasi KUPS Serba Susu
Lembang
Walini merupakan salah satu
merek teh
yang diproduksi oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII.
Teh Walini diperkenalkan di Jawa Barat sejak tahun 2003
dan memenuhi standar Sustainable Agriculture (Rainforest Alliance
dan UTZ Certificate) yaitu sertifikasi standar pertanian organik
internasional. Banyaknya produk teh yang ditawarkan oleh produsen pesaing
mengharuskan PTPN VIII jeli dalam melakukan kegiatan promosi agar tujuan
perusahaan dapat tercapai, apalagi pada tahun 2009
PTPN VIII memiliki agenda untuk memperluas pangsa pasarnya secara nasional
dengan meningkatkan kinerja industri hilirnya hingga dua kali lipat.


Gambar
5. Proses Produksi di PT. PN VIII
Proses
pengolahan teh sehingga menjadi teh yang siap untuk di distribusikan adalah
sebagai berikut :
a.
Proses Pelayuan
Proses
pelayuan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air yang terkandung di dalam
daun, proses ini berlangsung selama kurang lebih 14-22 jam. Pada saat musim
hujan, proses pelayuan ini akan membutuhkan waktu yang lebih banyak sampai
kadar air yang dibutuhkan mencapai 55%. Proses ini bertujuan untuk menentukan kualitas
teh, apabila terlalu layu teh akan tidak berasa.
b.
Proses Penggilingan
Proses
penggilingan yaitu proses pemisahan membran daun dengan gaya serkural dari
bawah ke atas dan atas ke bawah. Pada proses ini terjadi proses fermentasi
(pemberian ragi), dimana daun teh menguap menghasilkan bau dan warna yang
bagus. Lamanya proses ini adalah sekitar 3 jam tidak kurang tidak lebih.
c.
Proses Pengeringan
Proses
pengeringan ini bertujuan untuk menghentikan proses fermentasi yang terjadi
pada saat proses penggilingan, dan proses ini terjadi selama 15-20 menit dengan
temperatur 60°C - 120°C.
d.
Proses Grading
Proses
grading yaitu proses yang bertujuan untuk memisahkan teh berdasarkan ukuran,
dan memisahkan teh dari campuran kotoran.
e.
Proses Pengemasan
Proses
pengemasan yaitu proses dimana teh yang telah lolos grading akan dikemas sesuai
dengan kebutuhan, untuk di distribusikan ke pasar domestik atau di pasar luar
negeri.
Serba Susu
Lembang mengolah susu menjadi berbagai macam produk olahan yang dapat memberikan
nilai tambah bagi susu tersebut. Berbagai macam olahan tersebut diolah
berdasarkan aturan yang dibuat oleh Dinas Kesehatan sehingga produk olahan
Serba Susu Lembang memiliki kualitas yang baik.


Gambar
6. Proses Produksi KUPS Serba Susu Lembang
a.
Bahan baku utama
Bahan
baku utama berasal dari susu murni yang didapat dari para peternak sapi perah
dari sekitar wilayah Lembang.
b.
Bahan baku pendukung
Bahan
baku pendung yang digunakan dalam proses produksi adalah tepung terigu, tepung
ketan, gula, buah-buahan yang didapatkan dari daerah sekitar Lembang.
c.
Proses penentuan
kebijakan produksi
Urusan
produksi diatur oleh kepala produksi, melakukan pertemuan / meeting produksi setiap satu minggu
sekali.
d.
Berdasarkan jenis
produksi
Produksi
Serba Susu Lembang ini dilakukan secara terus menerus setiap hari. Berdasarkan
identifikasi dan analisis, produk ini berada pada tahapan siklus hidup produk
pertumbuhan.
Strategi
Pemasaran PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII dalam produk
teh siap minum merek Walini Peko (Studi
Kasus Industri Hilir Teh PTPN VIII Bandung, Jawa Barat). Di bawah bimbingan Tuhpawana P
Sendjaja. Pemasaran industri hilir PTPN
VIII merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan PTPN VIII dari
bisnis yang mengolah lebih lanjut produk teh perusahaan ke dalam bentuk teh
kemasan, baik berupa teh celup, teh bungkus, maupun teh sachet. Adapun
content dari produk teh tersebut dapat berupa teh hitam, teh organik, teh
hijau, dan teh celup dengan berbagai pilihan rasa.
Sehubungan
dengan hal tersebut, sebagai upaya untuk meningkatkan added value komoditi teh seperti meningkatkan daya serap pasar
domestik, mencari target pasar baru/peminum baru dan meningkatkan loyalitas peminum
teh dalam negeri dengan mengoptimalkan akses pasar yang ada. Dari sisi yang lain
perkembangan era bisnis global menuntut inovasi dan kreatifitas para pelaku
usaha, baik dari aspek teknologi maupun kualitas sumberdaya manusia, agar
produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan permintaan pasar. Sejalan
dengan rencana pengembangan usaha PTPN VIII, dalam beberapa tahun ke
depan telah direncanakan peningkatan produksi teh akan semakin besar.
Produk Teh
Walini saat ini dapat diperoleh dengan mudah dibeberapa distributor dan toko
eceran di seluruh Indonesia
seperti Alfamart,
Borma,
Circle K, Hypermart,
Lotte Mart, Lion Superindo, Yogya
dan Yomart.
Saat ini, gerai Walini sudah mulai ada di outlet-outlet seperti Walini Tea
Gallery Jalan Dago no. 92, Stamp Factory Outlet, Oasis Factory Outlet, Bandara Husein Sastranegara,
& Tahu Lembang (setiap Sabtu
dan Minggu).
Pemasaran
dilakukan di outlet – outlet sendiri dan bekerjasama dengan beberapa Event
Organizer (EO), travel, tempat pariwisata, hotel, sekolah dan instansi
pemerintah maupun perusahaan swasta. Lembang merupakan daerah wisata, oleh
karena itu konsumen Serba Susu Lembang mayoritas berasal dari luar kota.
Konsumen terbesar berasal dari berbagai kota besar diantaranya Jakarta, Garut,
Tasikmalaya, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Banjarmasin, dan Batam.
Sedangkan dari luar negeri, konsumen terbanyak berasal dari Malaysia dan Arab
Saudi.Konsumen sasaranadalah usia anak sampai dewasa dengan tingkat ekonomi
menengah keatas.
Pada
praktikum Mata Kuliah Manajemen Produksi ini, saya mengunjungi PT. PN VIII
Bandung, Jawa Barat dan KUPS Serba Susu Lembang, Bandung, Jawa Barat.
A.
PT. PN VIII Bandung, Jawa Barat

Gambar 7. Gedung PT Perkebunan Nusantara VIII
1.
Sejarah
PT Perkebunan
Nusantara VIII (Persero), disingkat PTPN VIII, dibentuk berdasarkan PP No. 13
Tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan penggabungan kebun-kebun di wilayah
Jawa Barat dari eks PTP XI, PTP XII dan PTP XIII. Perusahaan ini mengelola dan
mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri serta usaha-usaha terkait
lainnya, dan terus-menerus mempertahankan dan mengembangkan kesinambungan
perusahaan yang sehat untuk dapat bersaing di pasar global.
Sebagai salah
satu perusahaan BUMN dengan bisnis perkebunan teh terbesar mencapai 26.000
hektar di Nusantara, PTPN VIII juga mengembangkan industri hilir teh dalam
kemasan yang diberi merk WALINI. Nama Walini yang diproduksi oleh PT Perkebunan
Nusantara VIII tersebut diambil dari nama perkebunan Walini di dataran tinggi
pegunungan Priangan Jawa Barat.
Inisiatif PTPN
VIII memproduksi teh Walini adalah karena ingin memberikan teh dengan kualitas
yang bagus, karena jarang sekali masyarakat Indonesia yang mendapatkan teh
dengan kualitas yang bagus tersebut. Oleh karena itu, teh Walinidiharapkan
mampu menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan teh dengan kualitas
bermutu.
2.
Produksi
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi perusahaan PT.PN VIII
adalah daun teh yang diambil pucuknya atau yang biasa disebut peco. Yang
dipakai adalah hanya 3 daun teratas B1, B2, B3. Pemilihan pucuk daun
menggunakan grading tingkat 70%. Daun pucuk diambil karena mengandung polivenol
yang tinggi. Harga produk baru yang dihasilkan dari pucuk dapat mencapai 2-3
juta / kg.
Tahapan dalam Proses Produksi
a. Pemetikan
Daun teh yang dipetik adalah pucuk dengan 3 daun dibawahnya, yaitu untuk
teh kualitas baik. Pohon teh mulai dapat dipetik daunnya pada usia 3 tahun dan
dapat dipetik terakhir pada usia 40 tahun. Pemetikan ini dilakukan menggunakan
dua teknik, yaitu manual dan menggunakan mesin.
b. Pelayuan
Proses pelayuan dilakukan dengan dehidrasi atau penurunan kadar air yang
terkandung di dalam daun teh menjadi 55% dari kadar air awal. Selama proses
pelayuan, terdapat hal-hal yang mempengaruhi proses, antara lain:
·
Kondisi Pucuk Teh Pucuk dapat berupa pucuk kasar, halus, tua, dan
muda.Ditinjau dari keadaan airnya terdapat pucuk kering dan pucuk basah.Pucuk
teh yang muda dan halus, layunya lebih cepat daripada pucuk kasar, sedangkan
pucuk kering layunya lebih cepat daripada pucuk teh basah.
·
Suhu dan Kelembaban Udara Suhu pelayuan dianjurkan tidak melebihi 28 °C
karena pada suhu di atas 28 °C, bagian
protein dari enzim mulai terdenaturasi sehingga enzim menjadi inaktif dan hal
ini dapat menghambat reaksi oksidasi enzimatis pada tahap pengolahan berikutnya atau bahkan dapat menyebabkan
tidak terjadinya reaksi oksidasi enzimatis tersebut. Tidak terjadinya atau
terhambatnya reaksi oksidasi enzimatis akan menyebabkan sifat-sifat khas
(warna, rasa, dan aroma) teh hitam yang diinginkan tidak terbentuk (Arifin,
1994). Kelembaban udara yang digunakan pada
proses pelayuan di pabrik Ciater adalah 90-98%.
·
Waktu Pelayuan Pelayuan yang dilakukan di pabrik Ciater berkisar antara 14-16
jam. Pelayuan yang terlalu cepat akan menghasilkan teh yang berbau harum tetapi
sifat-sifat lainnya kurang. Sedangkan pelayuan yang lama akan menghasilkan teh
dengan air seduhan berwarna gelap, rasa
sepat, dan bau tidak enak.
·
Tebal hamparan pucuk di palung pelayuan di pabrik Ciater adalah sekitar
30-40 cm, tergantung dari banyaknya produksi. Apabila produksi sedang banyak,
maka biasanya tebal hamparan lebih tebal
dari 40 cm. Akan tetapi hamparan pucuk teh tidak boleh terlalu tebal karena
dapat menyebabkan panas udara tidak merata sehingga pelayuan menjadi lebih
lama. Untuk mengetahui kadar air pada saat pelayuan apakah sudah sesuai standar
atau belum, yaitu dengan cara mengambil
sampel sebanyak ±100 g pucuk layu secara acak dari withering trough setiap ±6
jam sekali pada awal pembeberan, pertengahan, dan menjelang turun layu. Setelah
itu dari sampel diambil 3-5 g kemudian diiris tipis-tipis dengan ketebalan ±1
mm dan diukur kadar airnya dengan alat Mettler Toledo. Apabila hasil pengukuran kadar air sudah mencapai 69-73%
basis basah, maka hasil pelayuan segera dimasukkan ke ruang penggilingan.
Sementara itu, jika daun teh tidak mencapai kadar layu yang ditentukan maka
waktu pelayuan akan ditambah. Proses produksi teh di Ciater tidak bisa langsung
diblend karena hasil produksi teh hitam CTC dataran menengah memiliki
karakteristik kenampakan kuat tetapi rasa kurang. Hasil teh jadi yang
dihasilkan rasa dan aromanya tidak bisa bersaing seperti hasil teh jadi dari
dataran tinggi sehingga perlu dilakukan pencampuran di pabrik seinduk.
c. Penggilingan
Proses ini merupakan proses penting karena proses pembentukan mutu teh
secara fisik dan kimiawi. Pada proses CTC, tidak dilakukan proses sortasi
basah. Tetapi, sesuai dengan namanya, yaitu Crushing, Tearing dan Curling,
proses penggilingannya meliputi 3 hal, yaitu perobekan (pemotongan),
pengepresan dan penggulungan. Tujuan penggilingan dan penggulungan yaitu:
·
Memperkecil ukuran pucuk teh layu
·
Menggiling pucuk teh agar cairan sel keluar semaksimal mungkin sehingga
terjadi kontak dengan oksigen, enzim dan substrat sehingga terjadi oksidasi
enzimatis
·
Mengoptimalkan terbentuknya inner
quality
Di pabrik Ciater, proses CTC hanya memiliki 1 jalur.Untuk penggilingan awal
digunakan mesin Rotorvane (RV) “15
dan jumlah mesin CTC ada 4 buah.Penggilingan
pada proses CTC ini dimulai dari ketika pucuk teh layu diturunkan dari
ruang pelayuan ke ruang penggilingan melalui corong menuju GLS (Green Leaf Shifter). GLS digunakan untuk
memisahkan pucuk layu dengan kotoran seperti tangkai, pasir, logam sehingga
kotoran tidak merusak pisau CTC dan membuat macet pisau CTC. Dari GLS, masuk ke
RV untuk dilakukan penggilingan awal. Pada alat ini, pucuk belum sepenuhnya
halus.Tujuan penggilingan awal ini untuk memudahkan penggilingan berikutnya di
mesin CTC. Setelah masuk CTC, potongan pucuk akan dirobek lagi, dipress dan
digulung sehingga dihasilkan bubuk teh yang sangat halus. Selanjutnya menuju
CFU (Continuous Fermenting Unit) untuk proses fermentasi. Dalam proses ini
pucuk daun teh digulung menggunakan Rotorvane (RV). Pabrik Ciater memilih
menggunakan mesin gilingan persiapan Rotorvane dari pada Barbora Leaf Conditioner (BLC) dengan petimbangan penggunaan
alat-alat yang digunakan pada tahap selanjutnya. Penggunaan BLC untuk
menggulung pucuk layu akan membutuhkan lebih
banyak pisau CTC untuk memotong dan merobek pucuk layu sebelum masuk ke
tray fermentasi. Sementara itu, penggunaan Rotorvane membutuhkan lebih sedikit
pisau roll CTC untuk memotong dan merobek pucuk layu. Dari kondisi terbut,
hasil yang didapatkan juga ikut
terpengaruhi. Pada proses yang menggunakan gilingan persiapan BLC pucuk
tergiling setelah melewati roll ke-3 masih memiliki ukuran yang kurang seragam.
Sementara pada proses yang menggunakan RV, pucuk tergiling yang telah melewati
pisau roll ke-3 telah memiliki ukuran yang seragam sehingga dapat segera
dilanjutkan pada tahap fermentasi. Singkatnya, untuk mendapatkan hasil gilingan
yang optimal, proses CTC dengan BLC memerlukan minimal 4 pisau roll CTC
sedangkan proses CTC dengan RV memerlukan minimal 3 pisau roll CTC. Pada proses
CTC, hampir seluruhnya dipengaruhi alat sedang tenaga kerja yang digunakan
hanya sekedar untuk mengontrol jalannya peralatan. Untuk mendukung proses ini,
suhu udara ruangan adalah 18-24 °C dan kelembaban relatif udaranya adalah
90-98%. Kadar air bubuk teh hasil penggilingan adalah 72,4% basis basah. Untuk
mempertahankan suhu udara dan kelembaban relatif udara yang dipersyaratkan dan
dapat menghasilkan teh yang baik maka dipasang humidifier untuk menjaga
kelembaban udara dan suhu ruangan. Selama proses penggilingan dan penggulungan,
terjadi perubahan fisik maupun kimia pada
pucuk yang sudah tergiling.
Perubahan fisik yang terjadi pada pucuk teh layu pada proses CTC adalah (1)
Pucuk teh layu akan terpisah dari kotoran seperti tangkai, pasir dan logam
menggunakan GLS; (2) Pucuk teh akan mengalami pengecilan ukuran menjadi bubuk
kasar teh menggunakan Rotorvane; (3) Bubuk kasar teh akan mengalami perobekan,
pengepresan dan penggulungan menjadi
bubuk teh halus menggunakan CTC; dan (4) Bubuk halus teh akan mengalami
perubahan warna menjadi hijau kecoklatan.
Perubahan kimia selama proses penggilingan ini yaitu terjadinya peristiwa
oksidasi enzimatis yaitu karena adanya kontak antara substrat polifenol dengan
enzim polifenol oksidase yang dibantu dengan oksigen. Reaksi ini akan membuat
warna bubuk teh menjadi kecoklatan karena hasil dari reaksi ini adalah senyawa
quinon yang menyebabkan bubuk berwarna
coklat.
d. Fermentasi
Fermentasi merupakan proses pembentukan sifat-sifat teh yang paling penting
dalam pengolahan teh hitam. Proses ini
lebih tepat jika disebut sebagai proses oksidasi enzimatis, karena reaksi yang
terjadi adalah reaksi oksidasi senyawa polifenol dengan enzim polifenol
oksidase dengan adanya oksigen. Sifat-sifat teh hitam yang terpenting seperti
warna, aroma, rasa, dan warna air seduhan timbul selama proses ini. Fermentasi
dalam pabrik teh ialah bercampurnya zat-zat yang terdapat di dalam cairan sel
yang terperas keluar selama proses penggilingan yang selanjutnya mengalami perubahan kimiawi dengan bantuan enzim-enzim
dan oksigen dari udara (Lehninger et al, 1951; Adiprayoga, 1971; Eden, 1958).
Tujuan dari oksidasi enzimatis ini adalah untuk memberikan kesempatan
terjadinya reaksi oksidasi enzimatis antara substrat polifenol dengan enzim
polifenol oksidase pada pucuk teh yang dibantu oleh oksigen. Oksidasi senyawa
polifenol, terutama epigalochatekin dan galatnya akan menghasilkan
quinon-quinon yang kemudian akan mengkondensasi lebih lanjut menjadi
senyawa-senyawa bisflavanol, teaflavin dan tearubigin. Proses kondensasi dan
polimerasi berjalan membentuk
substansi-substansi tidak larut.
e. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses pengaliran udara panas pada bubuk hasil
fermentasi sehingga diperoleh bubuk yang kering. Pengeringan pada pengolahan
teh hitam di pabrik Ciater dilakukan dengan VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer).Udara
panas yang digunakan untuk pengeringan berasal dari udara luar yang dipanaskan
dengan Heat Exchanger yang menggunakan bahan bakar bahan padat berupa kayu
bakar.Udara panas yang dimaksud disini merupakan panas rambatan hasil dari
pembakaran. Udara panas yang dihasilkan kemudian masuk melaui lorong (ducting)
disebelah bawah FVBD akibat adanya
tarikan dari main fan. Selanjutnya udara panas bersih dialirkan menuju FVBD dan
udara panas kotor dibuang ke lingkungan akibat hisapan ID fan melalui ducting.
Di dalam FVBD terdapat blower yang membuat bubuk teh bergerak dancing selama
proses pengeringan. Selama proses pengeringan, akan ada serat-serat dari bubuk teh yang terhisap ke cyclone kering dan cyclone basah. Serat yang terhisap oleh cylone basah dikembalikan
ke unit fermentasi karena serat tersebut masih dapat diproses. Sedangkan untuk
serat yang terhisap cyclone kering
masuk ke karung dan dibuang karena
biasanya yang terhisap cyclone kering
berupa debu dan tidak dapat diproses. Pengeringan bertujuan untuk menghentikan
proses fermentasi. Proses ini berlangsung selama 15 sampai 20 menit pada suhu
sekitar 900C sampai 1200C.
f. Grading
Grading adalah proses pemisahan teh yang kualitas baik dengan yang tidak
setelah dilakukan pengeringan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan saat
penjualan dan juga meningkatkan pendapatan. Menurut Arifin (1994), sortasi
kering bertujuan untuk mendapatkan ukuran dan warna partikel teh yang seragam
sesuai dengan standar yang diinginkan oleh konsumen, meliputi:
• Memisahkan teh kering menjadi beberapa
grade yang sesuai dengan standar
perdagangan teh.
• Membersihkan teh kering dari
partikel-partikel lainnya seperti serat, tangkai, batu, partikel kayu dan sebagainya.
• Menyeragamkan bentuk, ukuran, dan warna
pada masing-masing grade.
Untuk
mendapatkan hasil sortasi yang baik dan sesuai dengan kualitas yang diinginkan,
perlu dilakukan pengendalian proses, antara lain:
• Pengaturan Suhu Udara Di ruang sortasi
pabrik Ciater, suhu bola kering udara t(db) 22 °C dan suhu bola basah t(wb) adalah 21 °C. Dengan suhu ini,
diharapkan dapat mempertahankan kadar air bubuk teh sehingga kadar air bubuk
teh tidak naik selama proses sortasi.
Namun, untuk menjaga suhu tetap konstan sangat sulit karena banyaknya
ventilasi di ruang sortasi tersebut.
• Pengaturan Kelembaban Udara Kelembaban
udara yang dipersyaratkan selama proses sortasi adalah 80%. Kondisi ini sesuai
dengan ruangan sortasi di pabrik Ciater. Kelembaban ini sangat penting untuk dipertahankan untuk menjaga
agar bubuk teh tidak menyerap uap air dari udara yang dapat menimbulkan kadar
air bubuk meningkat. Sortasi kering di pabrik Ciater, dilakukan berdasarkan
ukuran partikel, kandungan serat atau tulang, dan berat jenisnya dan juga
dilakukan pemotongan atau pengecilan
ukuran untuk bubuk teh yang belum memenuhi syarat.
g. Pengepakan
Pengepakan merupakan proses terakhir produksi. Kegiatan ini dilakukan pada
produk jadi dan setengah jadi.Pengepakan bertujuan untuk memudahkan penyimpanan
dan pengangkutan.
Meskipun tahap pengolahan teh terakhir adalah pengepakan, tetapi setelah
dikemas, teh dilakukan penyimpanan di gudang penyimpanan. Ruang penyimpanan
sama dengan ruang pengepakan. Hal ini untuk memudahkan penataan, sehingga
setelah dilakukan pengepakan, teh dalam
sack dapat dilakukan pengechopan dan langsung ditata di ruangan tersebut.
Penyimpanan dalam bentuk chop-chop. Satu chop terdiri atas 1 bottom pallet dan
1 bottom pallet terdiri atas 20 sack. Ketinggian bottom pallet maksimal 220 cm.
Hal ini untuk menjaga agar teh yang berada di bagian bawah tidak tergencet dan
tidak rusak.Kemudian, ditutup plastik sungkup yang sebelumnya diikat dengan
strapping plastik.Akhirnya, untuk chop yang siap dipasarkan diberi tulisan
“OK”.
3.
Jenis proses produksi
Pabrik Teh Ciater merupakan pabrik teh yang memiliki perkebunan sendiri,
dimana pemetikan daun tehnya dilakukan secara rutin. Pabrik teh yang berada
tepat di dekat perkebunan teh sangat memudahkan proses pengangkutan daun teh ke
pabrik untuk diproduksi.
Pabrik teh ini termasuk pabrik yang proses produksinya berjalan secara
terus-menerus. Hal ini ditandai dengan adanya proses produksi yang dilakukan
setiap hari.
Selain teh biasa, pabrik ini juga memproduksi teh hitam. Pengolahan teh
hitam adalah pengolahan pucuk daun teh yang bertujuan mengubah komposisi kimia
pucuk daun teh segar menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan sifat-sifat
yang dikehendaki pada air seduhannya,
yaitu warna, rasa dan aroma. Kriteria ini dapat dicapai dengan bahan mentah dan
cara pengolahan yang baik yaitu sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan dan
didukung oleh kondisi peralatan dan mesin yang baik. Pengolahan teh hitam di
pabrik Perkebunan Ciater menggunakan dua sistem, yaitu CTC (Crushing, Tearing,
Curling) dan Orthodoks.
4.
Pemasaran
Pemasaran teh di PT. PN disalurkan 90% ke luar negeri dan 10% di dalam
negeri. Pemasaran dilakukan dengan satu minggu sekali lelang di Jakarta setiap
hari rabu. Pelelangan dilakukan untuk melihat perkembangan harga.
Ekspor yang dilakukan antara lain ke Inggris, Jerman, Amerika Serikat,
Timur Tengah, Asia dan Malaysia. Penjualan teh walini di Indonesiasulit
dilakukan karena teh dengan kualitas tinggi harganya juga tinggi. Konsumen di
Indonesia sulit untuk menerimanya.
Pemasaran yang dilakukan dalam bentuk produk jadi dan setengah jadi.Untuk
produk setengah jadi, perusahaan memasarkannya di dalam negeri dan ke luar
negeri.Negara-negara tujuannya adalah Singapura, Malaysia, Irak, Iran dan
negara-negara di Timur Tengah.Sedangkan untuk pemasaran dalam negeri, dilakukan
dengan pelelangan yang bertempat di Jakarta, yaitu di PT. Karisma
Nusantara.Pelelangannya dilakukan sekali dalam seminggu, yaitu setiap hari
rabu. Produk setengah jadi yang sudah dibeli oleh pabrik-pabrik teh akan diolah
kembali dan dipasarkan dengan merk dagang yang berbeda, misal “Sari Wangi”.
Untuk produk jadinya, dipasarkan dengan berbagai pilihan rasa buah dan rasa
original.Pemasarannya dilakukan di daerah sekitar/lokal dengan merk dagang
“Walini”.
B.
Serba Susu Lembang

1.
Sejarah
Salah satu
penghasil susu Nasional adalah Bandung Barat dimana memiliki wilayah yang
potensial untuk pengembangan usaha sapi perah. Populasi sapi perah di Bandung
Barat yang saat ini mencapai ± 24.000 ekor dengan produksi susu per hari ±
150.000 liter dan Lembang sebagai daerah pariwisata merupakan potensi yang
tidak terbantahkan lagi untuk dikembangkan.
Lembang
merupakan salah satu kecamatan di Bandung Barat yang mempunyai potensi produksi
susu sapi yang besar, karena sebagian besar penduduknya bermatapencaharian
sebagai peternak sapi perah. Namun karena terdapat berbagai keadaan salah
satunya yaitu rendahnya harga jual susu sapi murni yang tidak sebanding dengan
biaya pemeliharaan sapi membuat para peternak sapi perah merasa kesulitan.
Apalagi ditambah dengan semakin meningkatnya harga kebutuhan pokok dan
tingginya biaya pendidikan.
Kesulitan ini
membuat mata pencaharian sebagai peternak sapi perah tidak lagi menjanjikan dan
menurunkan minat generasi selanjutnya untuk melanjutnya usaha sapi perah. Oleh
karena itu, diperlukan upaya agar semangat para peternak sapi perah kembali
meningkat serta meningkatkan minat generasi selanjutnya untuk mengembangkan
usaha sapi perah melalui kelompok usaha pengolahan susu (KUPS) Serba Susu
Lembang. Para peternak sangat berharap mereka bisa menjual susu dengan nilai
yang lebih dibandingkan hanya dengan menjual susu segar. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat berbagai produk olahan susu yang dapat menarik
wisatawan yang berkunjung ke Lembang dan menjadikan produk tersebut sebagai
oleh-oleh khas Lembang.
2.
Produksi
Bahan baku utama yang digunakan adalah susu murni dengan bahan pendukung
berupa tepung terigu, tepung ketan, gula, buah-buahan (didapatkan dari wilayah
lembang. Olahan susu diproduksi terus0menerus setiap hari dan masih berada
dalam tahapan siklus pertumbuhan.
Bahan baku utama yang digunakan perusahaan Serba Susu Lembang adalah susu
murni yang didapat dari wilayah Lembang. Bahan baku pendukungnya seperti tepung
terigu, tepung ketan, gula, buah-buahan yang didapat dari wilayah Lembang juga.
Proses penentuan kebijakan dalam produksi adalah urusan produksi diatur
oleh kepala produksi, dilakukan meeting produksi selama seminggu sekali.
Produksi yang dilakukan merupakan produksi secara terus menerus setiap
hari. Berdasarkan identifikasi dan analisis, produk ini berada ditahap siklus
hidup produk pertumbuhan.
3.
Pemasaran
Pemasaran dilakukan di outlet-outlet sendiri dan bekerjasama dengan
beberapa Event Organizer (EO), travel, tempat wisata, hotel, sekolah, dan
instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta. Dengan sasaran konsumen usia
anak sampai dewasa dengan tingkat ekonomi menengah keatas.
Lembang merupakan daerah pariwisata, oleh karena itu konsumen Serba susu
lembang meyoritas berasal dari luar kota. Konsumen terbesar berasal dari
Jakarta, Garut, Tasikmalaya, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Banjarmasin
dan Batam. Sedangkan dari luar negeri, konsumen terbanyak berasal dari malaysia
dan Arab Saudi.
BAB V. KESIMPULAN
Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung, Jawa Barat yang
mempunyai produk teh walini
merupakan perusahaan teh yang maju dan berkembang. Manajemen dalam perusahaan
juga sudah sangat bagus. Hanya saja kurang bagus dalam pemasaran. Akan lebih
baik jika perusahaan dalam negeri memberikan efek yang bagus yang utama di
negeri sendiri.
PT.
Perkebunan Nusantara VIII Rancabali adalah perusahaan yang menghasilkan serbuk
teh hitam CTC yang berkualitas. Dengan beberapa tahapan produksi diantaranya :
• Pelayuan
• Penggilingan
• Permentasi
• Pengeringan
• Penyortiran
• Packing
Serba Susu
Lembang merupakan industri rumah tangga yang pemasarannya sudah berkembang
dengan bagus dan pesat. Juga merupakan industri ramah lingkungan dan sehat.
Seharusnya dengan keuntungan mencapai milyaran seperti sekarang, perusahaan
sudah dapat memperbesar paling tidak skala produksinya.
Assauri, Soyjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: LPFEUI.
Sriyadi.1991. Bisnis, Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan
Modern.
Semarang : IKIP
Semarang Press.
www.kebunciater.com,Kebunciater.blogspot.com/2009/12/panorama- ciater.html?m=1,diakses pada tanggal 10 Juni 2014.
Kottler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Analisis
Perencanaan Jilid ll. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
informasinya sangat membantu sekali gan..
BalasHapusnamun gambar dari struktur organisasinya tidak terlihat.
bisa tolong diupload ulang gambarnya..
makasih sebelumnya..